Sabtu, 06 Maret 2010

Pendidikan Karakter SMA Budi Mulia Bogor

I. Nilai-nilai yang diterapkan untuk Tahun Pembelajaran 2009/2010
1. Kedisiplinan
2. Kejujuran
3. Etika
4. Rasa memiliki

II. Tujuan dari nilai-nilai
1. Kedisiplinan
  • Memiliki pribadi yang bertanggungjawabterhadap diri sendiri, sekolah, orang tua, dan masyarakat.
2. Kejujuran
  • Menumbuhkan perilaku siswa yang percaya dengan kemampuan diri sendiri.
  • Menumbuhkembangkan rasa aman dan nyaman di komunitas SMA Budi Mulia Bogor
3. Etika
  • Membiasakan untuk bersikap santun dalam komunitas SMA Budi Mulia Bogor
4. Rasa memiliki
  • Menumbuhkembangkan rasa memiliki (sense of belonging)

III. Perilaku
1. Kedisiplinan
  • Melaksanakan tata tertib sekolah dengan penuh kesadaran dan bertanggungjawab
2. Kejujuran
  • Bertindak dengan suara hati
  • Tidak menyontek (siswa yang ketahuan menyontek mendapat sanksi SP1)
  • Tidak mencuri (siswa yang ketahuan mencuri mendapat sanksi SP1)
3. Etika
  • Menyapa
  • Mengucapkan terima kasih
  • Meminta maaf jika berbuat salah
  • Berpakaian sopan di lingkungan sekolah
4. Rasa memiliki
  • Menjaga, merawat, dan menggunakan sarana prasarana sesuai dengan fungsinya.

IV. Stimulus Aksi
1. Kedisiplinan
  • MOS
  • LDK
  • Komitmen kelas (Wali Kelas dengan siswa)
  • Keteladanan guru
  • Kejujuran
  • Bina Iman
  • Retret
  • Rekoleksi
  • Keteladanan guru
  • Melaksanakan Ibadat bagi siswa yang beragama Katolik
3. Etika
  • Keteladanan guru
  • Bertutur kata yang baik
  • Memberi reward bagi yang beretika sopan santun
4. Rasa memiliki
  • Piket kelas - Penerapan 9K (Keamanan,Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, Kerindangan, Kesehatan, Keterbukaan, Keteladanan)
  • Hemat energi

V. Evaluasi
1. Jangka pendek : Tengah semester
2. Jangka menengah : Satu semester
3. Jangka panjang : Satu tahun

Jumat, 05 Maret 2010

Sejarah Pendiriannya

Di Kotamadya Bogor sampai dengan tahun 1988 baru terdapat dua SMA Katolik yaitu SMA Regina Pacis dan SMA Mardi Yuana. Oleh karena itu Yayasan Budi Mulia Cabang Jawa Barat di Bogor tergerak untuk mendirikan SMA Budi Mulia dan telah dirintis oleh Ketua Yayasan Cabang : Br. Bellarminus dan JBF. Mudjijono, BA salah seorang guru SMP Budi Mulia sejak tahun 1975. Namun waktu itu Yayasan Pusat Budi Mulia di Jakarta belum memberikan persetujuannya walaupun syarat-syarat perijinan termasuk studi kelayakan telah dibuat dalam suatu proposal dan dukungan dari pihak masyarakat, sekolah-sekolah katolik dan gereja sangat besar.

Setelah sekian tahun berjalan dan adanya pergantian Ketua Yayasan Pusat yakni : Bruder Anton Lumbanraja menjabat sebagai Ketua Yayasan Budi Mulia yang baru tahun 1988, maka ide pendirian SMA Budi Mulia disampaikan kembali oleh JBF. Mudjijono, BA dan disambut baik sekaligus diberi mandat untuk membuat proposalnya pada bulan Februari 1988.

Dengan dasar mandat dari Ketua Yayasan Pusat Budi Mulia ini, JBF. Mudjijono, BA bersama sekretaris Yayasan Cabang : Br. Stani Suhud mempersiapkan semua persyaratan studi kelayakan dan proposal pendirian SMA Budi Mulia di Bogor.

Adapun urutan proposal yang dibuat terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut :

  1. Tahap pertama : Proposal untuk mendapat ijin Yayasan Pusat Budi Mulia.
  2. Tahap kedua : Proposal untuk mendapat ijin dari Kepala Kandep Dikbud Kodya Bogor.
  3. Tahap ketiga : Proposal untuk mendapat ijin dari Wali Kotamadya Bogor
  4. Tahap keempat : Proposal untuk mendapat ijin dari Kepala Kanwil Depdikbud Prop. Jabar.
Setelah kronologis perizinan ditempuh selama 5 bulan, akhirnya pada tanggal 4 Juli 1988 Surat Keputusan Kepala Kanwil Depdikbud Prop. Jabar turun dengan nomor SK.nya : 390/IO2/Kep/1988. Dengan keluarnya SK ini maka SMA Budi Mulia Bogor mulai melakukan kegiatan operasional dengan status terdaftar pada tahun pelajaran 1988/1989. Jumlah siswa kelas I pada tahun pertama sebanyak 198 orang dibagi menjadi 5 kelas.